BLOGGER TEMPLATES - TWITTER BACKGROUNDS

Selasa, 20 April 2010

Volume 14: Google vs China: Benturan Nyata Antarperadaban? (1)

“CHINA VS. GOOGLE THE REAL CLASH OF CIVILIZATIONS BY FAREED ZAKARIA”. Demikian judul sampul depan Newsweek  25 Januari 2010.  “HOW BIN LADEN LOST THE CLASH OF CIVILIZATIONS” , demikian judul sampul depan Newsweek 22 Februari 2010 dari tulisan lain Fareed Zakaria.

Kedua judul tadi berisi frasa “clash of civilizations”, benturan antarperadaban. Ringkasan infoiptek akan menyoroti kasus konflik antara Google dan Pemerintah Republik Cina dalam hubungan dengan masalah benturan antarperadaban dalam volume 15. Sorotan tentang konflik Bin Laden khususnya dengan peradaban Barat akan diringkaskan dalam volume 16.

Teori Politik Samuel P. Huntington

Istilah “benturan antarperadaban” berasal dari suatu teori ilmuwan politik tenar, Samuel P. Huntington. Menurut teorinya, identitas budaya dan agama orang akan menjadi sumber utama konflik dalam dunia pasca Perang Dingin, yaitu, hubungan bermusuhan tanpa kekerasan antara negara-negara Komunis pimpinan Uni Soviet dan negara-negara Barat pimpinan Amerika Serikat antara sekitar tahun 1946 dan 1989.

samuel p. huntington Samuel P. Huntington

Teorinya dia uraikan secara ilmiah dan rinci dalam bukunya yang terkenal terbitan Simon & Schuster, 1996: The Clash of Civilizations and the Remaking of World Order. Versi bahasa Indonesianya berjudul Benturan Antarperadaban dan Masa Depan Politik Dunia Edisi Baru terjemahan M. Sadat Ismail, suntingan Ruslan (Yogyakarta: Penerbit Qalam, Cetakan Keenam Januari 2003).

-clash_civilizations
Karya tenar Samuel P. Huntington

Apa yang Huntington maksudkan dengan “peradaban”?  Definisinya dalam bukunya agak rancu. Peradaban yang dia jelaskan bisa terdiri dari negara dan kelompok sosial, seperti kelompok etnik dan minoritas religius. Tapi peradaban bisa juga mengacu pada kedekatan geografik dan persamaan bahasa. Yang tampaknya menjadi suatu kriterium utama dalam definisinya tentang peradaban adalah agama yang paling dominan.

Berdasarkan definisinya yang agak rancu tadi, dia mengidentifikasi beberapa peradaban utama dunia. Di antaranya, peradaban Barat, dunia bagian Timur, dan peradaban Muslim. 

Peradaban Barat mencakup beberapa kawasan geografik. Ada Australasia, kawasan yang terdiri dari Australia, Selandia Baru, Papua Nugini, dan pulau-pulau yang berdekatan di Samudera Pasifik Selatan; Amerika Utara (Amerika Serikat dan Kanada); dan Eropa (seperti Inggris, Jerman, Perancis, Belgia, dan Belanda), termasuk Eropa Tengah dan Eropa Timur-Tengah yang dominan Katolik. Ia mencakup juga Oseania, kawasan geografik yang terdiri dari kebanyakan pulau yang lebih kecil di bagian barat dan tengah Samudera Pasifik, yang mencakup juga Australia dan Selandia Baru.

Peradaban dunia bagian Timur adalah suatu campuran peradaban penganut Buddhisme dan Hinduisme serta peradaban Sino dan Jepang. Secara khusus, peradaban Sino terdiri dari penduduk Cina, Korea, Singapura, Taiwan, dan Vietnam. Orang-orang Cina perantauan, terutama di Asia Tenggara, tergolong pada peradaban Sino.

Peradaban Muslim mencakup penduduk Timur Tengah, kecuali Armenia, Siprus, Etiopia, Georgia, Yunani, Israel, Kazakhstan, dan Sudan. Ia mencakup juga Afrika Barat bagian utara, Albania, Bangladesh, Brunei, Kepulauan Komoro, Indonesia, Malaysia, Pakistan, dan Kepulauan Maldives.

Huntington menolak kepercayaan luas masyarakat Barat bahwa nilai-nilai dan sistem politik Barat bisa diterima dan dipraktekkan di manapun di dunia. Ini kepercayaan yang naif, tegasnya. Karena itu,  upaya tak henti-hentinya dari Barat untuk mendorong demokratisasi dan terlaksananya norma-norma “universal” lainnya dari mereka akan menimbulkan sikap bermusuhan peradaban-peradaban lainnya. Barat, lanjut Huntington, tidak rela menerima sikap ini. Bukankah merekalah yang membentuk sistem internasional, menulis undang-undangnya, dan memberi isinya dalam bentuk Perserikatan Bangsa-Bangsa?

Huntington lalu mengidentifikasi suatu pergeseran utama dari kekuasaan ekonomi, militer, dan politik dari Barat ke peradaban-peradaban dunia yang lain. Pergeseran utama itu terjadi melalui munculnya dua “peradaban penantang”: peradaban Sino dan Muslim.

Menurut Huntington, peradaban Sino di Asia Timur tengah menegaskan diri dan nilai-nilainya dalam kaitan dengan peradaban Barat. Apa penyebab penegasan diri peradaban Sino? Pertumbuhan ekonominya yang cepat. Dia percaya tujuan khusus Cina dengan bertindak demikian adalah untuk menegaskan kembali dirinya sebagai penguasa regional; negara-negara lain di kawasan itu akan “membutuhkan” Cina. Mengapa? Sejarah Cina dan negara-negara itu adalah sejarah tentang struktur komando hierarkis, struktur yang menyiratkan pengaruh ajaran Konfusius (yang menekankan penguasaan diri, kepatuhan pada hierarki sosial, dan ketertiban sosial dan politik)  di balik peradaban Sino. Struktur ini bertolak belakang dengan individualisme (kepercayaan akan pentingnya kedudukan seseorang dalam suatu masyarakat) dan pluralisme yang dinilai tinggi di Barat.

Berbagai Kritik atas Teori Huntington

Teori politik Samuel P. Huntington tentang benturan antarperadaban mendapat berbagai kritik. Ringkasan kritik beberapa di antaranya demikian:
  1. Akar benturan antarperadaban adalah afisiliasi tunggal, seperti penganut Hinduisme yang melawan penganut Muslim di India.
  2. Akar benturan antarperadaban adalah kepercayaan filsafati yang berbeda-beda di antara berbagai kelompok budaya atau agama.
  3. Teori tentang benturan antarperadaban lemah karena menunjukkan suatu geografi yang dibayangkan: setiap struktur peradaban dibayangkan sebagai “terkurung pada dirinya” dan setiap ras memiliki takdir dan psikologi yang khusus.
  4. Teori Huntington menunjukkan suatu taksonomi (asas-asas pengelompokan) yang sederhana dan acak karena mengabaikan dinamika internal dan ketegangan pendukung di dalam suatu peradaban.
  5. Teori itu mengabaikan fakta bahwa ada peradaban yang terpecah-pecah dan menunjukkan sedikit kesatuan internal. Contoh: dunia Muslim yang sangat terpecah-pecah sesuai garis-garis etnik dari orang Arab, Persia, Turki, Pakistan, Kurdi, Berber, Albania, Bosnia, Afrika, dan Indonesia – masing-masing memiliki pandangan dunia yang berbeda-beda.
  6. Teori itu mengabaikan juga fakta bahwa dalam masyarakat Islam secara khusus, konflik timbul antara nilai-nilai agama tradisional dan “modernitas”: nilai-nilai konsumerisme dan dunia hiburan.
Terlepas dari berbagai kritik tadi, karya Samuel P. Huntington dipandang berisi pra-pengetahuan tentang konflik-konflik antarperadaban yang terjadi sesudah serangan teroris di AS 11 September 2001. Konflik-konflik itu mencakup serangan AS ke Afghanistan, pemboman Bali 2002, invasi tentara AS dan sekutunya ke Irak 2003, pemboman kereta api di Madrid 2004, krisis gambar kartun Nabi Muhammad saw 2006, pemboman London 2005, krisis nuklir Iran yang tengah berlangsung, konflik Israel-Lebanon 2006, dan konflik Israel-Gaza 2008-2009.

Masa kini, tesis Huntington tentang benturan antarperadaban bisa dipandang juga sebagai suatu nubuat yang digenapi dengan sendirinya (self-fulfilling prophecy). Gagasannya sudah memengaruhi kaum neo-konservatif (pendukung baru dari mereka yang ingin kembali pada nilai-nilai konservatif) AS sebelum 11 September 2001. Dilaporkan bahwa banyak kelompok Islam radikal di Timur Tengah membenarkan pikiran pokok Huntington tentang benturan antarperadaban.

Google vs Cina dalam Volume Berikut

Dengan ringkasan tentang teori Huntington tadi, Anda sudah mendapat suatu latar belakang pemikiran politik yang diharapkan akan mempermudah Anda memahami topik volume 15. Ringkasan tentang konflik Google dan Cina mengacu pada suatu benturan antara peradaban Barat dan Sino. Karena itu, sorotan selanjutnya pada konflik Google dan pemerintah Cina menyiratkan konflik antara peradaban Barat dan Sino.

0 komentar: